Pekanbaru, RiaiTempo.Com - Dalam upaya pemberdayaan masyarakat desa wisata di Provinsi Riau, Kemenparekraf berkerjasama dengan perguruan tinggi menggelar Bimtek Pendampingan Desa Wisata Regional IA (Sumatera) di Hotel Novotel Pekanbaru, Kamis (10/9/2020).
Acara ini diikuti oleh sejumlah peserta dari dosen perguruan tinggi, kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dan aparatur desa Koto Sentajo, Kabupaten Kuantan Singingi. Desa Koto Sentajo berada di bawah binaan Universitas Riau (UNRI). Selain itu ada peserta dari Pokdarwis Desa Koto Mesjid, Kabupaten Kampar dibawah binaan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Riau.
Desa-desa tersebut merupakan dua desa wisata yang akan dipilih untuk menuju 20 Desa Wisata yang didampingi oleh perguruan tinggi dengan kerja sama dengan Kemenparekraf setelah menyisihkan sekitar 112 peserta perguruan tinggi di Indonesia.
Seluruh peserta terlihat antusias menerima pendampingan terkait sadar wisata era normal baru (CHSE, sapta pesona, dan pelayanan prima) dan pengembangan potensi produk pariwisata (Exploring, packaging, presentation).
“Sumber Daya Manusia (SDM) bagian penting untuk mengembangkan pariwisata. Saya liat SDM-nya antusias dan serius untuk mengembangkan desanya menjadi desa wisata yang terbaik,” ujar Desti Muniarti, Koordinator Pemberdayaan Regional 1 Direktorat Pengembangan SDM Kemenpar Republik Indonesia.
Bimtek yang diikuti 50 peserta ini juga dihadiri oleh Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Provinsi Riau, Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kuantan Singingi, Camat Sentajo Raya, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau (LPPM UNRI), dan Ketua STP Riau.
Kadis Pariwisata Provinsi Riau, Ronni Rahmat menegaskan bahwa desa yang dibina bisa mengeksplor keindahan alam maupun muatan lokalnya. “Ini bisa menjadi pelopor desa-desa yang tidak dibina. Sehingga, orang bertambah berkunjung, bertambah memberikan uangnya kesana, dan masyarakat mendapat hasil dari wisata ini.”
Civitas Akademika berperan besar dalam pembinaan masyarakat desa wisata. Dalam pengembangan produk unggulan desa Koto Mesjid selama 2 tahun ini, tim STP Riau menyatakan keberhasilannya dalam tim mengaet Chevron. Disisi lain, Ketua tim Pengabdian kepada Masyarakat Desa Binaan (PkM DB) Universitas Riau menuturkan Desa Koto Sentajo yang sudah dibina selama 3 tahun terakhir ini siap menerima kunjungan dan menyediakan paket wisata menarik bagi wisatawan.
Pembinaan desa wisata Koto Sentajo ini diikutkan pada program Pendampingan Desa Wisata melalui Pusat Studi Pariwisata dan Industri Kreatif (PUSPAINDRA) LPPM UNRI 2020 dengan berkerjasama dengan Kemenparekraf.
Koordinator PUSPAINDRA, DR. Yasir, MSi mewakili Ketua LPPM Universitas Riau dalam memberikan sambutan pada pembukaan acara ini mengharapkan desa ini dapat mencapai target untuk bisa bersaing di tingkat nasional.
“Desa ini dipilih oleh PUSPAINDRA LPPM Universitas Riau karena sudah dibina oleh tim Pengabdian masyarakat selama tiga tiga tahun. Desa ini ini memang sudah dirancang dari awal untuk dibina melalui kegiatan pengabdian masyarakat dengan skim Pengabdian Desa Binaan dan Alhamdulillah hari ini mulai tercapai, Desa Cagar Budaya Koto Sentajo menuju nasional” ujar Yohannes Firzal, PhD, didampingi anggota tim lainnya, Chelsy Yesicha, SSos, MIKom, Andri Sulistyani, SS MSc, dan Ns Safri MKep.,SpKep MB dan koordinator Puspaindra, Dr Yasir M.Si saat mengadakan bimbingan teknis pendampingan desa wisata.
Manfaat Bimtek dapat dirasakan langsung oleh peserta yang hadir. Pihak desa wisata merasa puas karena mendapat arahan pengembangan potensi desa wisata ditengah era normal baru pandemi Covid-19.
“Saya berterimakasih kepada UNRI telah menjalin kerja sama 3 tahun ini dan merasa puas dengan pendampingan yang difasilitasi oleh Kemenparekraf ini,” katanya.(***)
Komentar Anda :